LAPORAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI
(PRAKERIN)
PENENTUAN KADAR SULFUR
DIOKSIDA (SO2) DALAM UDARA
AMBIEN DENGAN METODE PARAROSANILIN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER
UV-Vis di LABORATORIUM PUSAT HIPERKES dan KK
Diajukan untuk memenuhi persyaratan peserta
Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2013 / 2014

Disusun Oleh :
Nama
: Muhammad Arif
NIS : 111210437
Kelas/Program
: XI Kimia Analis 1



JL. SERAYU 1
PERUM. VILLA INDAH PERMAI BLOK E 27
KEL. TELUK PUCUNG KEC. BEKASI UTARA KOTA BEKASI
TELP. (021) 88986203 KODE POS: 17121
Email : smkn5kotabekasi@yahoo.com
2 0 1 3
KEL. TELUK PUCUNG KEC. BEKASI UTARA KOTA BEKASI
TELP. (021) 88986203 KODE POS: 17121
Email : smkn5kotabekasi@yahoo.com
2 0 1 3
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industri, sebagai tugas yang berguna untuk
melaporkan kegiatan selama masa prakerin yang berlangsung di Pusat Hiperkes Dan
Keselamatan Kerja Provinsi DKI Jakarta. Penulis melaksanakan program Praktik
Kerja Industri ini selama 3 bulan dimulai sejak 7 Januari sampai 5 April 2013.
Walaupun
banyak kendala yang dihadapi dalam penyusunan laporan ini, namun penulis tetap
berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industri
ini sesuai dengan waktu yang diberikan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Kota
Bekasi Kompetensi Keahlian Kimia Analis.
Penyusanaan
laporan ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya dukugan dan bimbingan
secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis. Oleh sebab itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung , antara lain :
1. Dra.
Dyah Sulistyaningsih, Kepala SMKN 5 Kota Bekasi.
2. Ratnawati,
ST, Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Industri.
3. Ir.
Nurmala Bonaria T , Kepala Pusat Hiperkes Dan KK Provinsi DKI Jakarta yang
telah memberikan izin serta memberikan fasilitas untuk praktek kerja industri.
4. Dr.
Ricki M. Mulia, ST, MSc Kepala seksi Analisis laboratorium kimia
5. Sumadi.
SKM, MM Kepala Tata Usaha Hiperkes Dan KK Provinsi DKI Jakarta.
6. Hastina
Hamza. Amd sebagai pembimbing yang telah memberikan arahan dan motivasi
7.
|
8. Petugas
sampling, Richard Sambera, R. Foury Sapto Sasiantino, Dwi Purnomo yang telah
mengajari penulis teknik sampling udara dan mengukur faktor fisika.
9. Dini
Yurika, S.Si, Kepala Program Keahlian Kimia Analis.
10. Ajeng
Listyowati, S.Pd, Guru Produktif Kimia Analis dan Pembimbing Prakerin.
11. Masitah,
A.Ma, Dwiana Yulianita, S.Pd, Siti Nurlaela, ST, Guru Produktif Kimia Analis.
12. Susanti,
S.Pd, Wali Kelas XI Kimia Analis 1.
13. Orang
tua serta kakak yang telah memberi dukungan baik materi maupun moril serta
semangat.
14. Naufal
abiyu ridnugrah, Eka rusdinar, Novi nur fauziah teman seperjuangan prakerin di
Pusat Hiperkes dan KK.
15. Teman-teman
XI Kimia Analis 1 yang telah memberikan dukungan dan semangat.
16. Pihak-pihak
lain secara langsung maupun tidak langsung telah berkontribusi dalam membantu
penulis selama Prakerin.
Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari pembaca, agar
laporan ini menjadi lebih baik lagi.
Bekasi,
April 2013
Penulis
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LUAR (COVER)
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI
KATA
PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
DAFTAR
TABEL......................................................................................... v
DAFTAR
GAMBAR.................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang PRAKERIN.................................................. 1
1.2
Tujuan PRAKERIN............................................................... 2
1.3
Tujuan pembuatan
laporan PRAKERIN................................ 2
1.4
Pembatasan Masalah............................................................... 2
1.5
Sistematika Laporan............................................................... 3
BAB II PROFIL
LEMBAGA/INDUSTRI/PERUSAHAAN
2.1
Sejarah Perusahaan/Industri/Lembaga.................................... 5
2.2
Struktur Organisasi................................................................. 9
2.3
Kepegawaian.......................................................................... 10
2.4
Disiplin Kerja dan Keselamatan Kerja................................... 10
2.5 Jenis Bidang Usaha................................................................ 10
BAB III KAJIAN PUSTAKA
3.1
Latar Belakang Analisis.......................................................... 13
3.2 Uraian Materi.......................................................................... 15
3.3
Uraian Alat............................................................................. 16
3.4
Uraian Bahan.......................................................................... 20
BAB IV PROYEK PRAKERIN
4.1
Prinsip Kerja........................................................................... 26
4.2
Reaksi..................................................................................... 26
4.3
Alat dan Bahan....................................................................... 26
4.3. 1 Alat............................................................................... 26
4.3. 2 Bahan............................................................................ 27
4.4
Langkah Kerja........................................................................ 27
4.4. 1 Persiapan..................................................................... 27
4.4. 2 Pengukuran................................................................. 28
4.4. 3 Perhitungan................................................................. 29
BAB V HASIL DAN
PEMBAHASAN
5.1
Hasil....................................................................................... 31
5.2
Pembahasan............................................................................ 31
BABVI SIMPULAN DAN SARAN
6.1
Simpulan.................................................................................... 33
6.2
Saran.......................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
TABEL
Tabel
1. Jumlah Kepegawaian Pusat Hiperkes dan KK 10
Tabel
2. Data absorbansi dan konsentrasi sampel uji……………………… 29
Tabel
3. Data hasil pengujian kadar Sulfur Dioksida 31
DAFTAR
GAMBAR
Gambar
1. Struktur Organisasi Pusat Hiperkes dan KK................................ 9
Gambar
2. Spektrofotometer UV-Vis............................................................ 17
Gambar 3. Tabung
reaksi................................................................................ 17
Gambar 4. Pipet ukur..................................................................................... 18
Gambar 5.Spatula........................................................................................... 19
Gambar 6. Labu ukur..................................................................................... 19
Gambar
7. Botol timbang............................................................................... 20
Gambar 8. Aquadest...................................................................................... 21
Gambar 9. Mercury (II) Klorida..................................................................... 21
Gambar 10. Natrium klorida.......................................................................... 22
Gambar 11. Asam sulfamat............................................................................ 22
Gambar 12. Asam pospat............................................................................... 23
Gambar 13. Formaldehida.............................................................................. 23
Gambar 14. Asam klorida.............................................................................. 24
Gambar 15. Pararosanilin............................................................................... 25
Gambar 16. Rumus Molekul Pararosanilin..................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang PRAKERIN
Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Industri
(PRAKERIN) sebagai perwujudan kebijaksanaan dari “Link and Match” dalam
proses pelaksanaannya dilaksanakan pada dua tempat yaitu di sekolah dan di
Dunia Usaha/Industri/Lembaga. Upaya diatas dilaksanakan dalam meningkatkan
kualitas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bidang Studi Keahlian Teknologi dan
Rekayasa guna mencapai tujuan relevansi pendididkn dengan tuntutan kebutuhan
tenaga kerja. Selain itu yang diharapkan dari kegiatan penyelenggaraan praktik
di Dunia Usaha/Industri/Lembaga yaitu siswa akan memiliki etos kerja yang
meliputi :
a. Kemampuan
kerja
b. Motivasi
kerja
c. Inisiatif
d. Kreatifitas
e. Hasil
pekerjaan yang berkualitas
f. Disiplin
waktu dan kerajinan dalam bekerja.
Dalam mendekati perkembangan para
siswa peserta PRAKERIN di Dunia Usaha/Industri/Lembaga diperlukan suatu
perangkat yang dapat memberikan informasi atau petunjuk tentang kualifikasi dan
jenis praktik kerja siswa. Perangkat yang dimaksud yaitu Buku Panduan Praktik
Kerja Industri (PRAKERIN).
1
|
1.2
Tujuan
PRAKERIN
Tujuan PRAKERIN pada dasarnya
adalah memberikan kesempatan pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan untuk
mendalami dan menghayati situasi dan kondisi dunia usaha yang sesuai dengan
Progam Keahliannya secara rinci tujuan dan maksud dapat disebutkan :
1. Meningkatkan,
memperluas dan memantapkan keterampilan siswa sebagai bekal memasuki lapangan kerja.
2. Memberikan pengalaman kerja yang sesungguhnya
sebagai usaha memasyarakatkan diri sebelum terjun ke lapangan kerja dan
masyarakat pada umumnya.
3. Menumbuh-kembangkan
dan memantapkan sikap professional sesuai yang disyaratkan Dunia Usaha/Dunia
Industri.
4. Memperluas
cakrawala pandangan terhadap dunia usaha dibidangnya, struktur organisasi,
jenjang karir, asosiasi usaha, manajemen, usaha dan lain-lain.
1.3
Tujuan
Pembuatan Laporan PRAKERIN
Tujuan dari pembuatan laporan
PRAKERIN ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai
bukti bahwa siswa yang bersangkutan telah melaksanakan PRAKERIN di Dunia
Usaha/Industri/Lembaga yang sesuai dengan keahliannya.
2. Sebagai
persyaratan peserta Ujian Nasional tahun 2013/2014.
1.4
Pembatasan Masalah
Dalam melaksanakan PRAKERIN di
Laboratorium PUSAT HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA Provinsi DKI Jakarta selama 3
bulan sejak tanggal 07 Januari hingga 5 April 2013, penulis mendapatkan berbagai
jenis kegiatan diantaranya Parameter Sulfur Dioksida (SO2)
Dalam laporan ini penulis hanya membahas
satu masalah yaitu PARAMETER SULFUR DIOKSIDA (SO2)
1.5
Sistematika
Laporan
URUTAN HALAMAN BAGIAN
·
Halaman Judul Luar
(Cover)
·
Lembar Judul
·
Lembar Pengesahan
Sekolah
·
Lembar Pengesahan
Industri
·
Kata Pengantar
·
Daftar Isi
·
Daftar Tabel
·
Daftar Gambar
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang PRAKERIN
1.2 Tujuan
PRAKERIN
1.3 Tujuan
Pembuatan Laporan PRAKERIN
1.4 Pembatasan
Masalah
1.5 Sistematika
Laporan
BAB
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN/INDUSTRI/LEMBAGA
2.1 Sejarah Pendirian
Perusahaan/Industri/Lembaga
2.2 Struktur Organisasi
2.3 Kepegawaian
2.4 Disiplin Kerja dan Keselamatan Kerja
2.5 Jenis Bidang Usaha
BAB
III KAJIAN PUSTAKA
3.1 Latar Belakang Analisis
3.2 Uraian materi Jurusan
3.3 Uraian Alat dan Bahan
BAB
IV PPROYEK PRAKERIN
4.1 Prinsip Kerja
4.2 Reaksi
4.3 Alat dan Bahan
4.3.1
Alat
4.3.2
Bahan
4.4 Langkah kerja
4.4.1 Persiapan
4.5 Perhitungan
BAB
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
5.2 Pembahasan
BABVI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.
Surat-surat PRAKERIN
2.
Gambar/Tabel
3.
Perhitungan
BAB II
GAMBARAN
UMUM PUSAT HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA PROVINSI DKI JAKARTA
2.1
Sejarah Pendirian Laboratorium Pusat HIPERKES Dan Keselamatan Kerja
Provinsi DKI Jakarta
2.1.1 Sejarah Pusat HIPERKES dan Keselamatan Kerja
(KK)
Pusat HIPERKES
dan Keselamatan Kerja merupakan unit pelaksanaan teknik lingkungan Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta. Unit ini mulai terbentuk pada
tahun 1994 dengan Kep MenNaker No. 141 tahun 1994 tentang organisasi dan tata
kerja Pusat Higiene Perusahaan,
Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
2.1.2 Visi dan Misi
1. Visi
Visi Pusat Higiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Disnakertrans Provinsi
DKI Jakarta adalah “Terwujudnya Tenaga Kerja yang sehat dan produktif dalam
lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman”.
2. Misi
Misi
merepresentasikan sesuatu yang diemban dan harus dilaksanakan oleh Pusat Higiene Perusahaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan dapat terlaksana dan
berhasil dengan baik. Misi yang di rumuskan oleh Pusat Higiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan kerja adalah:
a.
5
|
b. Membantu
upayah peningkatan produktivitas perusahaan melalui pendekatan HIPERKES dan KK.
c. Meningkatkan
derajat kesehatan tenaga kerja melalui penerapan HIPERKES dan Keselamatan
Kerja.
d. Membangun
jaringan informasi tentang HIPERKES dan Keselamatan Kerja yang bermanfaat dalam
rangka penyusunan kebijakan daerah dalam upaya perlindungan tentang kerja.
2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Pusat HIPERKES dan Keselamatan Kerja
Tugas pokok dan fungsi Pusat Higiene perusahaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Disnakertrans Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut:
1.
Tugas Pokok
Pusat Higiene Perusahaan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan sosialisasi dan
pengujian di bidang Higiene
Perusahaan, Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan menggunakan
fasilitas laboratorium.
2.
Fungsi
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut,
Pusat Higiene Perusahaan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja mempunyai fungsi sebagai berikut:
a) Menyusun
rencana pelatihan/penyuluhan dan pengujian dibidang Higiene Perusahaan, Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
b) Melaksanakan
pelatihan/penyuluhan, pemberian pelayanan konsultasi, dan bantuan teknis di
bidang Higiene perusahaan, Ergonomi,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
c) Melaksanakan
penyelidikan dan pengujian di bidang Higiene
Perusahaan, Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
d) Melaksanakan
pengelolaan fasilitas tempat peralatan pelatihan dan pengujian Higiene Perusahaan, Ergonomi, Kesehatan
dan Keselamatan Kerja.
e) Menyelenggarakan
kegiatan Ketatausahaan.
Tugas
pokok tiap jabatan :
1. Kepala Pusat
·
Memimpin pelaksanaan Tugas
dan fungsi Pusat HIPERKES dan Kesehatan Kerja Disnakertrans Prov. DKI Jakarta.
·
Memimpin dan
mengkoordinasikan seluruh kegiatan sub. bagian, seksi dan sub. Kelompok jabatan
fungsional.
2. Seksi
Analisis HIPERKES dan Keselamatan Kerja
·
Menyusun rencana dan program
analisis HIPERKES dan Keselamatan Kerja.
·
Melakukan penyelidikan serta
pengkajian dibidang HIPERKES dan Keselamatan Kerja.
·
Melakukan pengelolaan
fasilitas tempat dan peralatan pelatihan dan pengujian HIPERKES dan Keselamatan
Kerja.
·
Melakukan evaluasi dan
pelaporan atas pelaksanaan analisis HIPERKES dan Keselamatan Kerja.
3. Seksi
pengembangan Tenaga HIPERKES dan Keselamatan Kerja
·
Menyusun rencana, jadwal dan
pengaturan pelatihan, orientasi HIPERKES dan Keselamatan Kerja.
·
Melaksanakan pelatihan,
termasuk menyiapkan bahan, sarana, kurikulum, instruktur, peserta pelatihan,
dokumen, dan sertifikat pelatihan.
·
Memberikan pelayanan
konsultasi, dan bantuan teknis dibidang Higiene
Perusahaan, Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja kepada perusahaan.
·
Melakukan usaha-usaha
pengembangan tenaga HIPERKES dan Keselamatan Kerja melalui seminar, penyuluhan,
kerjasama dengan instansi/badan/lembaga/dan pogram akademik.
·
Mendayagunakan dan
mengembangkan fasilitas laboratorium.
·
Melakukan evaluasi dan
pelaporan atas pelaksanaan analisis HIPERKES dan Keselamatan Kerja.
4. Sub
Bagian Tata Usaha
·
Menghimpun, meneliti
mengelolah dan menyusun program kegiatan.
·
Melaksanakan kegiatan
pengelolaan surat, menyusun dan kearsipan.
·
Melaksanakan kegiatan admin
kepegawaian.
·
Melaksanakan pengelolaan
keuangan.
·
Mengurus kebutuhan
pelengkapan kantor.
·
Menjaga keamanan, ketertiban,
keindahan, dan melaksanakan urusan kerumah tanggaan.
·
Mengkoordinasikan, evaluasi
dan penyesuaian laporan kegiatan operasional
5. Sub
Jabatan Fungsional
·
Bertugas melakukan kegiatan
dalam menunjang tugas dan fungsi Pusat HIPERKES dan Keselamatan Kerja
Disnakertrans Prov. DKI Jakarta sesuai dengan keahlian masing-masing.
Pusat Higiene Perusahaan Kesehatan dan
Keseslamatan Kerja di pimpin oleh seorang kepala Pusat. Dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya, kepada Pusat HIPERKES dan Keselamatan Kerja secara
organisatoris di bantu oleh tiga eselon IV terdiri dari :
1. Kasubbag
Tata Usaha.
2. Kepala
seksi Analis Higiene Perusahaan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja.
3. Kepala seksi
Pengembangan Tenaga Higiene
Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
2.2 SUSUNAN ORGANISASI PUSAT HIPERKES
DAN KESELAMATAN KERJA PROVINSI DKI JAKARTA
KEPALA
PUSAT HIPERKES
|
SUB.
BAGIAN TATA
USAHA
|
SEKSI
PENGEMBANGAN TENAGA HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA
|
SEKSI
ANALISIS HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA
|
SUB.
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
|
Gambar 1 Struktur organisasi Pusat HIPERKES dan KK.
2.3 Kepegawaian
Sumber
Daya Manusia yang terdapat di Pusat HIPERKES dan KK Provinsi DKI Jakarta
sebagai berikut:
NO
|
Personil
|
Jumlah Karyawan
|
||
PNS
|
CPNS
|
Total
|
||
1
|
Kepala
Pusat
|
1
|
-
|
1
|
2
|
Sub.Bag
Tata Usaha
|
7
|
-
|
7
|
3
|
Sub.Bag Analisis
|
5
|
2
|
7
|
4
|
Sub.Bag Pengembangan
|
5
|
-
|
5
|
Jumlah
|
18
|
2
|
20
|
Tabel 1. Jumlah
Kepegawaian Pusat HIPERKES dan KK
2.4 Disiplin Kerja dan
Keselamatan Kerja
Dalam bekerja seluruh pegawai dituntut untuk disiplin terhadap
peraturan seperti:
1. Masuk
kerja pukul 07.30 dan pulang pukul 16.00.
2. Melakukan
pekerjaan sesuai prosedur yang digunakan.
Jika pegawai melanggar peraturan yang berlaku di perusahaan maka
akan mendapat sanksi berupa:
1. Pemotongan
gaji.
2. Surat
Peringatan.
Dalam hal keselamatan kerja,seluruh pegawai yang melakukan
pekerjaan di dalam Laboratorium diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) berupa:
1. Masker.
2. Jas lab.
3. Sarung
tangan.
2.5 Jenis Bidang Usaha
Pusat HIPERKES
Dan KK Provinsi DKI Jakarta memiliki jenis pelayanan, kemampuan analisa,dan
sasaran pelayanan diantaranya sebagai berikut:
Ø Jenis
Pelayanan
a)
Pengambilan dan pengujian Indoor Air Quality dan Outdoor Air Quality
b)
Pengukuran tingkat
kebisingan, getaran tubuh, iklim kerja.
Ø Kemampuan
Analisa
1. Analisa
Parameter Kimia:
1) SO2
2) NO2
3) CO
4) NH3
5) H2S
6)
Benzene
7)
Toluene
8)
Xylene
9) Pb,Hg,As,Sb,Cd,Zn
10) HCl/H2SO4
11)
Ox
12) Debu TSP
13)
Hydrogen
Chlorida
14) Opasitas
15) Partikel
16)
Chloroform
17) Debu
Carbon
18) Ozon
19) Asbes
2. Analisa
Parameter Fisika:
1) Kebisingan
2) Getaran
Tubuh
3) Iklim
Kerja
4) Pencahayaan
5) Sinar
Ultraviolet
6) Kecepatan
Angin
7) Gelombang
Elektromagnetik
.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
3.1 Latar Belakang Analisis
Udara
Udara adalah
campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara
bumi yang kering mengandung
78% Nitrogen, 21% Oksigen, dan 1% Uap Air, karbondioksida dan gas-gas lain.
Udara akan berubah sesuai dengan ketinggiannya. Apabila saat bernafas,
kandungan oksigen berkurang sementara karbondioksida meningkat. Ketika tumbuhan
menjalani sistem fotosintesis, oksigen kembali dibebaskan. Diantara gas-gas yang membentuk udara seperti
Nitrogen (78%), Oksigen (21%), Uap Air (0-7%), ozon, karbondioksida, hidrogen
dan gas-gas mulia seperti kripton dan argon, yaitu 1% zat lain. Persentase yang
ditunjukan diungkapkan oleh fraksi volume praktis sama dengan fraksi mol. Udara
disaring mencakup jumlah jejak banyak senyawa kimia lainnya. Banyak zat alami
mungkin ada dalam jumlah yang kecil dalam sampel udara tanpa filter, termasuk debu, serbuk sari dan
spora, semprot laut, dan abu vulkanik. Berbagai polutan industri juga mungkin
ada, seperti klorin (dasar/dalam senyawa), senyawa fluor, unsur merkuri, dan
senyawa sulfur seperti senyawa sulfur dioksida (SO2).
Massa Jenis Udara dan kepadatannya
13
|
Polusi udara
Polusi
udara merupakan suatu keadaan yang buruk yang terjadi di atmosfer yang
mempengaruhi atau udara yang mengandung zat berbahaya yang melibatkan ketidak
nyamanan atau resiko bagi kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Polusi
udara ini dapat menyerang berbagai objek, mengurangi
penglihatan atau menghasilkan bau yang tidak
menyenangkan. Polusi udara ini biasanya memiliki efek merugikan pada organisme
hidup dan unsur-unsur material. Penyebab utama pencemaran udara adalah proses
industri yang melibatkan pembakaran, dalam industri seperti mobil, asap
kendaraan bermotor, kebakaran hutan yang menghasilkan karbondioksida dan
karbonmonoksida, oksida nitrogen dan sulfur, antara polutan lainnya. Demikian
pula, beberapa industri mengeluarkan gas berbahaya dalam proses produksinya,
termasuk klorin dan hidrokarbon yang belum dilakukan pembakaran sempurna.
Udara ambien
Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada
lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia
yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur
lingkungan hidup lainnya. Baku mutu udara ambien untuk SO2 adalah 0,25 mg/m3.
3.2 Uraian Materi
Sulfur Dioksida (SO2) merupakan salah satu gas
polutan yang banyak di temui diudara. Gas ini terutama dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak minyak bumi. Gas ini
juga dihasilkan oleh gunung berapi
dan juga beberapa proses industri. Sulfur dioksida merupakan gas yang tidak
berwarna berbau tajam. Bahan bakar minyak banyak mengandung unsur
sulfur, sehingga pembakarannya menghasilkan SO2
kecuali sulfurnya telah dihilangkan sebelum dilakukan pembakaran. Pembakaran
batubara pada pembangkit listrik adalah sumber utama pencemaran SO2.
Selain itu berbagai proses industri seperti pembuatan kertas dan peleburan
logam-logam dapat mengemisikan SO2 dalam konsentrasi yang relatif
tinggi.
3.2.1
Sifat
kimia dan fisik.
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh
dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2)
dan Sulfur trioksida (SO3), dan keduanya disebut sulfur oksida
(SOx). Sulfur dioksida mempunyai karakteristik bau yang tajam, dan menyesakkan
nafas meskipun dalam kadar rendah. Di udara SO2 selalu terbentuk
dalam jumlah besar.
3.2.2
Dampak terhadap kesehatan
Sulfur dioksida (SO2)
merupakan gas buang yang larut dalam air yang langsung dapat terabsorbsi di
dalam hidung dan sebagian besar masuk ke paru-paru. Dalam
bentuk gas, SO2 dapat mengiritasi sistem pernapasan pada paparan
yang tinggi (waktu singkat) serta mempengaruhi fungsi paru-paru.
3.2.3
Metode Pararosanilin
Metode pararosanilin adalah metode analisis SO2
dengan menggunakan larutan campuran larutan stock pararosanilin dan larutan H3PO4
yang berguna untuk indikasi sederhana kadar SO2 yang diamati dari
warna yang terbentuk.
3.2.4
Spektrofotometri
Suatu
teknik pengukuran konsentrasi suatu zat dengan menggunakan alat
spektrofotometer. Dengan berdasarkan serapan atau cahaya yang diserap yang
sesuai dengan ketentuan hukum lambert-Beer.
3.3 Uraian Alat dan Bahan
3.3.1
Alat
Dalam melaksanakan penetapan kadar Sulfur Dioksida (SO2)
dengan metode Pararosanilin dalam contoh uji udara ambient di perlukan alat-alat sebagai berikut:
1.
Spektrofotometer
UV-Vis
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan
atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer
merupakan gabungan dari alat optik dan elektronika serta sifat-sifat kimia
fisiknya dimana detektor yang digunakan secara langsung dapat mengukur
intensitas dari cahaya yang dipancarkan dan secara tidak lansung cahaya yang
diabsorbsi jadi tergantung pada spektrum elektromagnetik yang diabsorb (serap) oleh benda. Tiap media
akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan
atau warna terbentuk.
Gambar 2. Spektrofotometer
UV-Vis
2.
Tabung Reaksi
Tabung reaksi merupakan alat
yang terbuat dari kaca yang dapat menahan perubahan temperatur dan tahan
terhadap reaksi kimia. Fungsi dari tabung reaksi ini sebagai tempat untuk
mereaksikan larutan antara larutan sampel dengan larutan pereaksi. Tabung
reaksi biasanya dilengkapi dengan penutupnya, tabung reaksi yang biasa digunakan
adalah tabung reaksi dengan ukuran 25 ml. Cara menggunakan tabung reaksi dengan
cara memasukan cairan sesuai dengan volume yang ditentukan sampai tanda garis
miniskus.
Gambar 3. Tabung Reaksi
3.
Pipet Ukur.
Pipet ukur merupakan alat untuk
memindahkan larutan dengan volume tertentu. Tersedia berbagai macam ukuran
kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 2 ml, 5 ml, dan 10 ml.
Cara penggunaannya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan
filler sampai dengan volume yang diinginkan. Volume yang dipindahkan
dikeluarkan mengikuti skala yang tersedia(dilihat bahwa skala harus tepat
sejajar dengan miniskus cekungan cairan).
Gambar
4. Pipet Ukur
4. Karet
Penghisap (Bulp)
Bulp
adalah alat untuk membantu menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal
pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan
kimia. Bulp memiliki 3 saluran yang
masing-masing saluran memiliki katup. Katup A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika
ditekan maka larutan atau cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas.
5. Spatula.
Berupa sendok panjang dengan ujung
atasnya datar, terbuat dari stainless steel
atau alumunium.
Gambar
5. Spatula.
6.
Labu
Ukur
Labu ukur adalah sebuah
alat dengan bentuk bulat dibagian bawah dan panjang dibagian lehernya,
bentuknya sama seperti labu yang bertangkai panjang. Labu ukur umumnya
berkapasitas 5 mL sampai 5 L. Fungsi labu ukur adalah untuk mengencerkan suatu
larutan dengan konsentrasi tinggi. Labu ukur dilengkapi dengan garis miniskus,
dimana saat akan mengencerkan larutan larutan dan pengencernya ditepatkan
terlebih dahulu pada garis miniskus. Pembacaan garis miniskus dilihat dari
cekungan yang terjadi saat dihimpitkan.
Gambar
6. Labu Ukur
7. Botol
Timbang
Botol
timbang adalah alat yang terbuat dari kaca dan alat berbentuk silinder dan
mempunyai tutup yang terbuat dari kaca. Alat ini digunakan untuk menimbang
sampel atau contoh, pengeringan bahan, atau penetapan susut
pengeringan bahan. Botol timbang mempunyai bentuk tinggi
atau pendek dan mempunyai kapasitas sebesar 15 hingga 80 ml.
Gambar 7. Botol
Timbang
3.3.2
Bahan
Dalam
melaksanakan penetapan kadar Sulfur Dioksida (SO2) dengan metode
Pararosanilin dalam contoh uji udara ambient
di perlukan bahan sebagai berikut:
1. Aquadest
(H2O)
Penampilan : Cair/liquid
Bau : tidak berbau
Rasa : tidak ada rasa
Berat Molekul :18,02 gr/mol
Warna : tidak berwarna
pH : 7
Titik didih :100°C
Titik lebur :-
Gambar 8. Aquadest
2. Mercury (II)
klorida (HgCl2)
Penampilan : Bubuk Padat
Bau
: Tidak Berbau
Rasa : tidak ada
Berat Molekul :271,5
gr/mol
Warna : putih
pH : 4
Titik didih :
302°C
Titik lebur :
276°C
Kelarutan :
larut dalam methanol
Gambar 9. Mercury II Klorida
3. Natrium
Klorida (NaCl)
Penampilan : kristal padat
Bau : tidak berbau
Rasa : seperti garam
Berat Molekul : 58,44 gr/mol
Warna : putih
pH : 7
Titik didih : 1413°C
Titik lebur :801°C
Kelarutan : larut dalam gliserol dan ammonia
Gambar 10. Natrium Klorida
4. Asam
sulfamat (H3NSO3)
Penampilan : padat
Bau : tidak berbau
Rasa : tidak ada
Berat Molekul :-
Warna : putih
pH :1.18
Titik didih : -
Titik lebur : 205°C
Kelarutan : larut dalam air
Gambar
11. Asam Sulfamat
5. Asam
Pospat (H3PO4)
Penampilan : Cair/Liquid
Bau : tidak berbau
Rasa : asam
Berat Molekul : -
Warna : bening
pH : 1
Titik didih :158°C
Titik lebur : 21°C
Kelarutan : larut dalam air
Gambar
12. Asam pospat
6. Formaldehida
Penampilan : Cair
Bau : menyengat
Rasa : -
Berat Molekul : 30,02 gr/mol
Warna : bening
pH : 3
Titik didih : 98°C
Titik lebur : -15°C
Kelarutan : larut dalam aceton dan alkohol
Gambar 13. Formaldehida
7. Asam
Klorida (HCl)
Penampilan : Cair
Bau : pedas, menyengat kuat
Rasa : asam
Berat Molekul : 24 gr/mol
Warna : bening
pH : 1
Titik didih :108,56
Titik lebur : -62,25
Kelarutan : larut dalam dietil eter
Gambar
14. Asam Klorida
8. Pararosanilin
Rumus Molekul : C19H18ClN3
Penampilan :
Kristal padat
Bau : tidak berbau
Rasa : -
Berat Molekul :
323,83 gr/mol
Warna
: hijau gelap
pH : -
Titik didih :
-
Titik lebur
: 268°C
Kelarutan
: larut dalam alkohol
Gambar
15. Serbuk Pararosanilin
Gambar 16. Rumus Molekul Pararosanilin
BAB IV
PROYEK PRAKERIN
4.1 Prinsip Kerja
Gas
Sulfur Dioksida (SO2) ditangkap dalam larutan penangkap (disini
Tetrakloro merkurat) membentuk senyawa kompleks Diklorosulfonato merkurat. Dengan
menambahkan larutan Formaldehida dan Pararosanilin maka akan terbentuk senyawa
Pararosanilin metilsulfonat yang berwarna ungu. Konsentrasi larutan diukur
dengan panjang gelombang 550 nm menggunakan Spektrofotometer.
4.2 Reaksi
HgCl42-(aq) + SO2 (g) + H2O(l)
à
HgCl2SO32-(aq) + 2H+ + 2
Cl-
HgCl2SO32-(aq)
+ HCHO(l) à
CH3SO3(aq) + Hg2+ + Cl-
4.3 Alat dan Bahan
4.3.1 Alat
Adapun peralatan yang
digunakan dalam penentuan kadar Sulfur Dioksida dalam contoh udara ambien yaitu:
a) Spektrofotometer,digunakan pada panjang gelombang 550 nm dengan ukuran kuvet (light path) 1 cm;
b) Labu ukur 250 mL dan 500 ml
c) Pipet ukur 10 ml
d) Pipet
volumetrik 20 ml dan 25 ml
e) Tabung reaksi
f) Rak tabung reaksi
g) Neraca analitik
h) Bulp
i)
Botol timbang
j)
Spatula
26
|
4.3.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang
digunakan dalam penentuan kadar Sulfur Dioksida dalam contoh uji udara ambien, yaitu:
a) Aquadest
b) Sampel
yang akan di uji
c) Pereaksi
Sulfamic Acid
d)
Larutan Formaldehyde
e) Larutan
Pararosanilin
f) Asam
Posfat 3 M
g) Asam
Klorida 1 M
h) Natrium
Klorida
i)
Magnesium (II) Klorida
4.4
Langkah
Kerja
4.4.1 Persiapan
1) Pembuatan
Pereaksi
a. Absorban
Sulfur Dioksida (SO2)
Timbang 5,43 gr HgCl2,
Timbang 2,34 gr NaCl. Larutkan kedalam
labu ukur 500 ml dengan aquadest.
b. Pereaksi
Sulfamic Acid
Timbang 0,6 gr bubuk Amido sulfuric acid. Larutkan kedalam
labu ukur 100 ml dengan aquadest.
Homogenkan.
c.
Larutan Formaldehyde
Pipet 0,5 ml Formaldehyde ke dalam gelas ukur 10 ml. Tambahkan 9,5 ml aquadest kedalam gelas ukur yang sudah
berisi 0,5 ml Formaldehyde.
d. Stock
Pararosanilin
Timbang 0,2 gr Stock Pararosanilin (serbuk hijau). Masukan kedalam labu ukur 100
ml. larutkan dengan HCl 1 M sampai tanda tera, dan homogenkan.
e. Larutan
Pararosanilin
Pipet 20 ml larutan stock Pararosanilin ke labu ukur 250 ml.
pipet 25 ml larutan asam Pospat 3 M. tepatkan hingga tanda tera dengan air
suling lalu homogenkan.
4.4.2
Pengukuran.
a. Siapkan
alat dan pereaksi yang akan di gunakan dalam pengujian penetapan kadar SO2
dalam udara ambient.
b. Pipet
10 ml Abosorben SO2 kedalam tabung reaksi.
c. Pipet
10 ml sampel SO2 kedalam tabung reaksi yang lain.
d. Tambahkan
pereaksi Asam Sulfamic masing-masing
1 ml.
e. Tutup
tabung reaksi dengan penutupnya dan homogenkan.
f. Diamkan
10 menit.
g. Setelah
10 menit di diamkan, tambahkan larutan Formaldehyde
ke masing-masing blanko dan sampel sebanyak 2 ml dengan pipet ukur.
h. Tambahkan
larutan Pararosanilin ke masing-masing blanko dan sampel sebanyak 5 ml menggunakan
pipet ukur.
i.
Tambahkan dengan
aquades sampai 25 ml.
j.
Tutup dengan penutup
tabung reaksi dan homogenkan.
k. Diamkan
ditempat gelap, selama 30 menit.
l.
Setelah 30 menit di
baca di spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 550 nm.
m. Catat
serapannya
No.
Uji
|
Absorbansi
|
Konsentrasi
Sampel SO2
|
1
|
0,213
|
53.713
|
2
|
0.225
|
67.621
|
3
|
0.217
|
84.188
|
Tabel
2. Data absorbansi dan konsentrasi sampel uji SO2
4.4.3
Perhitungan
Ket: F = Flow/Aliran udara (m/s)
C = Konsentrasi (mg/L)
t
= waktu (menit)
T = suhu (°C)
P = Tekanan ( 1 ATM)
Contoh:
Sampel No. 3:
Konsentrasi sampel : 84.188
Konsentrasi blanko : 70.242
Flow
: 1 m/s
Suhu : 28 °C
Waktu : 45 menit
P : 1 ATM
mg/m3
BAB
V
HASIL
DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil
Dari ke-3 sampel yang di uji, di beberapa titik area pengambilan
sampel didapatkan hasil sebagai berikut:
No.
uji
|
Kadar
SO2 (mg/m3)
|
1
|
-21,976
|
2
|
-3,249
|
3
|
|
Tabel
3. Data hasil pengujian kadar SO2 dalam udara ambient
5.2
Pembahasan
31
|
Setelah
itu di baca di spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 550 nm. Dari
ke-3 sampel uji yang di analisis didapatkan hasil seperti pada tabel 3. Sampel
nomor urut 1 dan 2 tidak terdefinisi oleh standar yang ada di laboratorium
HIPERKES. Sedangkan sampel nomor urut 3 sudah melewati Nilai Ambang Batas yang
telah ditentukan yaitu 0,25 mg/m3. Sehingga perlu dilakukan
rekomendasi untuk mengurangi paparan tersebut.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
6.1
Simpulan
Dari ke-3 sampel yang di analisa, kadar SO2 dari
udara ambien diperoleh kesimpulan bahwa sampel 1 dan 2 tidak terdefinisi oleh
standar laboratorium dan sampel 3 melewati Nilai Ambang Batas yaitu sebesar
0,25 mg/m3, sehingga di perlukan rekomendasi untuk mengurangi
paparan terhadap lingkungan sekitar terutama pada tenaga kerja.
6.2
Saran
Dalam
analisis ini di sarankan untuk menggunakan alat pelindung diri yang lengkap.
Dan melakukan perawatan berkala untuk peralatan laboratorium dan peralatan
sampling. okeeee.
33
|